Saturday 20 August 2016

Gerimis sore (part2)

sedangkan senin sudah mulai ujian nasional, setelah itu aku akan mengetahui lulus atau tidak, kemudian perpisahan, dan selesai sekolahku. Paginya aku melihat banyak orang berlalu lalang untuk beraktifitas, aku yang sedang menjemur seragam sekolahku tak sengaja melihat pria yang selama dua kali sore aku temui, diapun rupanya sedang menjemur kemeja putihnya, kemudian dia berbalik ke arahku dan langsung menatapku dari jarak beberapa meter, aku langsung memalingkan wajahku dan pura-pura menyibakan seragamku agar dia tidak curiga padaku. "eh, eh, eh.."terdengar suaranya mencegahku, aku pura-pura tidak mendengarnya dan langsung pergi menuju pintu, "Nita, nita." kudengar suaranya semakin dekat, aku tidak dapat berpura-pura lagi karena takut disangka tuli, aku membalikan badan. "Semangat ya!." ujarnya padaku dengan senyumannya yang manis sambil mengepalkan tanganya pertanda memberi semangat, ntah apa yang aku rasakan saat itu, begitu positif di kepalaku, sangat menyentuhku, sehingga aku merasakan semangat yang meluap dari dalam diriku.
Senin ini adalah hari pertama aku melaksanakan UN, aku ingat perkataan pria kemarin bahwa aku harus semangat, tentu saja aku menuruti perintahnya, aku sangat bersemangat mengisi soal pertama itu.
Tanpa gerimis, aku pulang menyusuri jalan trotoar yang sering aku lewati, cuaca lumayan mendung kala itu, aku pulang beriringan bersama temanku yang lain, ditengah perjalanan terdengar suara seseorang memanggilku dan menghampiriku dari belakang. "Nita.." suara itu begitu familiar ditelingaku, kemudian aku membalikan badanku dan kaget saat aku mengetahui bahwa orang tersebut adalah dia lagi, dia berlari kecil menghampiriku sambil membawa sepiring batagor yang sudah setengah porsi. "Eh, ko ada disini?" jawabku dengan wajah bingung,."Sini duduk dulu ya sebentar, habis itu kita pulang." Jawabnya sambil menuntunku ke tempatnya membeli batagor tersebut. "Aku lagi jajan, sambil nunggu kamu siapa tahu bareng, ternyata bener." tambahnya lagi, aku diam sambil sesekali melirik kearahnya yang sedang melahap batagor, aku heran dengan orang ini, kenapa kita selalu bertemu, apa dia sengaja, pikirku dalam hati. "Enggak bawa payung, kan?" Sahutnya, aku hanya menggelengkan kepala, kemudian dia mengajaku untuk menaiki motornya untuk pulang, ntah kenapa aku menurut saja tanpa curiga kepadanya. Disepanjang jalan aku bengong dengan tingkahnya, dia bernyanyi sepanjang jalan tanpa nada yang baik dan benar, ntah lagu apa aku tidak tahu, kemudian aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.
"Kerja?" kataku.
"Hah?"
"Kerja?." aku mengulangnya, "belum lagi training" Jawabnya, "kantornya dekat sekolahmu, makanya aku sering lihat kamu, eh, apa kamu yang sering lihat aku ya?." katanya lagi, dengan jawabanya itu aku jadi mengerti kenapa kita sering berpapasan, dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya apabila dihari selanjutnya kita bertemu kembali.
malam ini bintang bertaburan dilangit, dan tidak sedang hujan, aku berjalan menuju teras rumah untuk mencari udara segar sekalian membaca buku pelajaran yang akan di ujiankan besok, kemudian kulihat sebuah motor melintas di jalan depan rumahku, tiba-tiba motor tersebut mundur perlahan dan membunyikan klakson tepat dihapanku, aku mengerutkan kening menerawang seseorang diseberang sana. "Rajin banget." teriaknya, dari suaranya aku sudah mengetahui orang itu, kamupun pasti tahu siapa orangnya. aku tidak membalasnya dan kemudian melanjutkan membaca. beberapa saat kemudian dia mengagetkanku dari sebelah kiri, berdiri di balik tembok yang berukuran sedang tembok penghalang antara rumahku dan rumahnya. Dia meletakan dagunya diatas kedua tanganya yang dilipatkan diatas tembok, dia hanya tersenyum sambil memeperhatikanku. akupun tidak merasa terganggu atas kehadiranya atau jelasnya tidak peduli dengan keberadaanya disitu."Nanti besok aku tunggu disana lagi ya." katanya, aku hanya melirik sekilas kemudian kembali pada buku ditanganku.



No comments:

Post a Comment